Bukalah hatimu, temukan makna sejati dalam Christmas Hope. Di saat-saat tertentu aku selalu menganggap ketika Tuhan menginginkan perhatian kita, Dia akan melakukan perkara besar demi membangunkan kita dari tidur lelap dan membawa kita kembali pada-Nya, namun ternyata aku keliru. Tuhan tak pernah berhenti bicara. Kitalah yang sulit mendengarkan.
Dia selalu sabar, menanti hingga kita berani percaya. Kita sering tak sabar, terlalu menuntut kepastian. Kita ingin sesuatu yang nyata, dapat disentuh dan dilihat hingga membuat kita lebih yakin. Gunung-gunung, laut, dan langit masih kurang. Senyum, tawa, dan sentuhan bayi kita tidaklah cukup. Perlu lebih banyak lagi. Sebenarnya kita telah mendapatkannya, di sekitar kita, setiap hari. Seandainya kita menyediakan cukup waktu untuk mendengarkan dan melihat, kita akan berpegang teguh pada Tuhan dan percaya, atau paling tidak, beberapa di antara kita.
Seperti diriku. Patricia dan Mark Addison sudah lama membuang harapan akan mengalami Natal penuh makna. Namun tahun ini, aktivitas Patricia sebagai pekerja sosial membimbingnya pada seorang gadis kecil istimewa berusia lima tahun: Emily. Bertolak belakang dengan pertimbangan akal sehatnya, Patricia melanggar peraturan dan membawa gadis cilik itu pulang ke rumahnya. Kehadiran Emily di rumah mereka serta semua pertanyaan gencarnya tentang surga, membuat keluarga Addison belajar bahwa tidak ada dukacita yang terlalu besar dibanding iman yang dapat membantu kita mencapai tujuan. Akhirnya, Natal akan menjadi masa penuh kehangatan dalam keluarga mereka.