Bertemu denganmu tidak pernah ada dalam agendaku. Begitu pula mungkin denganmu, tak tebersit namaku dalam hari-harimu, dulu. Tetapi, siapa yang menyangka, ujung benang merah milikku ternyata tersangkut di kelingkingmu.
Saat pertama kali bertemumu, tak ada yang asing. Kau seperti dikirimkan dari masa lalu, seperti seseorang yang memang seharusnya menghuni ruang hatiku. Namun, tak ada dari kita yang menyadarinya. Sampai aku bergerak menjauh, dan kau berbalik menghilang. Padahal, rinai tawamu kusimpan, dan selalu kujaga dengan rindu menderu. Diam-diam, aku membisikkan harap, kapan kita berjumpa lagi?
Bukankah sudah diikat-Nya ujung benang merahmu di kelingkingku? Jadi, aku percaya kau akan menemukanku. Menggenapkan rindu yang separuh.
Baca novel ini berasa diri sendiri. Yap, Edyta yang manja dan serba kekurangan. Yang nggak pernah nyadar kalau selain sikap dia yang serba kurang, tapi dia itu sahabat terbaik didunia (iya iya, dunianya Syiana dkk). Pertemuan Edyta dan Adrian yang selalu gagal, buat jadi mikir kalau jodoh itu susah dikejarnya. Dan yes, tetap happy ending. Tapi agak kurang gimanaaa gitu endingnya. Berharap ada cerita Edyta lagi.
Dan, bersiap untuk jatuh cinta sama Ilham (Kakak Edyta).