"Jika kau berhasil berlahan hidup di new york, maka kau akan berhasil berlahan hidup di mana pun"
Siapa menduga di gemerlap Kota New York yang menawarkan kebebasan dan kesenangan hampir di setiap sudut kotanya, dara Paramitha justru mendapat hidayah da lepaskan predikat fashion nista dan memilih tampil Islami.
Rintangan datang bukan hanya dari Keira sahabatnya sendiri yang masih suka pesta, tapi juga dari Brian teman sekampusnya yang patah hati dan Kathy Van de Kamp yang cemburu lalu menebar fitnah.. Seiring berjalannya waktu, Dara dihadapkan pada pilihan, menerima cinta Richard Wenner, arsitek mualaf dengan masa depan cerah atau menerima cinta Brad Smith, pemusik bergaya urakan yang berbeda keyakinan.
"mengapa kau mencintai aku, Brad? Aku hanya gadis berpenampilan aneh"
'Cinta tak bisa dijelaskan, Dara hanya bisa dirasakan. Apakah aku salah telah mencintaimu, hanyha karena aku tidak satgu keyakinan denganmu?"
Dara tenggelam dalam kebimbangan, Brad berkubang dalam dilema. Di tengah keresahannya, langkah Brad terhenti di depan sebuah bangunan berkubah, Secercah cahaya menyelinap ke tubuh hatinya. Bukan hanya karena Dara,, tetapi lebih dari itu..
Perjalanan ribuan mil jauhnya ditempuh Brad untuk menunjukkan kesungguhan hatinya pada Dara, gadis berkerundung itu tetap bimbang memberi jawaban Dari puncak Empire State Building, Dara memandangi Kota New York yang gemerlap dingin malam kota ini seolah berbisik, memberinya kesempatan sekali lagi. Namun kali ini masihkah Brad Smith berkenan menerima jawaban perasaannya?