Aku tahu. Aku bukanlah makhluk sempurna. Tak sesempurna dia, yang kaupilih menjadi pendampingmu. Tapi kenapa dia yang kau pilih? Sahabatku. Teman yang ku anggap lebih dekat dari bayanganku sendiri.
Kini kau telah menjadi pengkhianat cintaku. Mana janji yang dulu engkau ikrarkan di Bukit Bintang? Kini itu hanya sebuah janji. Kau telah menjadikan dirimu sendiri sebagai penjual harapan. Harapan bagi aku yang menunggu lelakiku kembali. Menagih janji untuk menikmati senja. Berdua saja.
Ketika cinta dipisahkan olehmu. Saat itu juga kau merenggut nyawa ini. Sungguh sakit memendam rindu yang membunuh.
Apakah masih ada kehidupan lain setelah patah hati?