Berhasil melewati guncangan kematian, patah hati, dan belitan takdir, membuat Layken dan Will yakin hubungan mereka akan baik-baik saja. Tetapi kejadian tak terduga menghancurkan segala harapan hingga memaksa mereka untuk mundur dan berpikir ulang tentang komitmen. Layken dan Will terpaksa memilih jalan sulit dan menyakitkan… mereka harus berpisah.
Will tidak rela melepaskan Layken begitu saja. Ia bertekad membuktikan kesungguhan cintanya dengan satu-satunya cara yang ia yakini dapat merebut kembali hati Layken… dengan puisi. Saat keadaan mulai membaik, cobaan lebih besar datang, cobaan yang tidak hanya bisa mengubah kehidupan mereka, tapi juga orang-orang yang bergantung pada mereka. Kali ini, bahkan puisi pun tak bisa mengembalikan Layken dalam hidup Will.