Aku mengucek-ucek mata. Lukisan Bunda
Maria dan Bayi Yesus itu terlihat biasa
saja. Jika sedikit lagi saja hidungku
menyentuh permukaan lukisan, alarm di
Museum Louvre akan berdering-dering. Aku
menyerah. Aku tidak bisa menemukan apa
yang aneh pada lukisan itu.
‘’Percaya atau tidak, pinggiran hijab Bunda
Maria itu bertahtakan kalimat tauhid Laa
Ilaaha Illallah, Hanum,’’ ungkap Marion
akhirnya.
Apa yang Anda bayangkan jika mendengar
“Eropa”? Eiffel? Colosseum? San Siro? Atau
Tembok Berlin?
Bagi saya, Eropa adalah sejuta misteri
tentang sebuah peradaban yang sangat
luhur, peradaban keyakinan saya, Islam.
Buku ini bercerita tentang perjalanan
sebuah “pencarian”. Pencarian 99 cahaya
kesempurnaan yang pernah dipancarkan
Islam di benua ini.
Dalam perjalanan itu saya bertemu dengan
orang-orang yang mengajari saya, apa itu
Islam rahmatan lil alamin. Perjalanan yang
mempertemukan saya dengan para pahlawan
Islam pada masa lalu. Perjalanan yang
merengkuh dan mendamaikan kalbu dan
keberadaan diri saya.
Pada akhirnya, di buku ini Anda akan
menemukan bahwa Eropa tak sekadar Eiffel
atau Colosseum. Lebih…sungguh lebih
daripada itu.
Hanum Salsabiela Rais, putri Amien Rais, lahir dan menempuh pendidikan dasar Muhammadiyah di Yogyakarta hingga mendapat gelar Dokter Gigi dari FKG UGM. Mengawali karier menjadi jurnalis dan presenter di Trans TV.
Hanum memulai petualangan di Eropa selama tinggal di Austria bersama suaminya Rangga Almahendra dan bekerja untuk proyek video podcast Executive Academy di WU Vienna selama 2 tahun. Ia juga tercatat sebagai koresponden detik.com bagi kawasan Eropa dan sekitarnya.
Tahun 2010, Hanum menerbitkan buku pertamanya, Menapak Jejak Amien Rais: Persembahan Seorang Putri untuk Ayah Tercinta. Sebuah novel biografi tentang kepemimpinan, keluarga, dan mutiara hidup.