Namun cerita yang saya sajikan buat Anda ini, Puan-Puan dan Tuan-Tuan, sebenarnya berangkat dari kisah nyata satu abad silam.
Kalau Anda tidak suka, barangkali sebab Anda punya masalah istimewa dengan emosi Anda, silakan tutup buku ini, campakkan, atau bahkan bakar saja. Tapi, jangan lupa, beli dulu buku ini, dan bayar di kasir toko buku sini, sebab sebelum buku ini menjadi wujud, sudah ada biaya yang keluar lumayan ramai di sini, yaitu ketika fiksi mesti dibangun dengan serangkaian riset.
Setelah itu, jika Anda merasa perlu secara sukarela membacanya, maka syabas dan terimakasih, sebab adat baca sastra tak ayal merupakan budaya elok yang membedakan manusia dengan hewan.
Alif Danya Munsyi alias Remy Sylado alias entah siapa lagi, yang nama aslinya Yapi Tambayong, banyak menulis puisi, cerpen, novel, drama, esai, kolom, kiritik, skenario, serta buku-buku tentang musikologi, dramaturgi, bahasa, dan teologi. Ia pernah bekerja sebagai wartawan harian dan majalah di Semarang, Bandung dan Jakarta. Perhatiannya pada bahasa dan sastra mendorongnya mempelajari banyak bahasa. Seniman multidimensi ini lahir di Makassar, dan menghabiskan masa kanak-kanak dan remaja di Semarang dan Solo.