Mereka bilang aku Juliet, lambang cinta yang agung, cinta yang mengatasi segala kepedihan-bahkan kematian. Ya, aku memang Juliet. Keluargaku bukan Capulet, melainkan Juventia. Dan Romeoku juga bukan dari keluarga Montague, melainkan sekolah yang mereka sebut Eleazar. Tapi, satu hal yang harus kau tahu, jika bisa memilih, aku tak ingin jadi Juliet!
Saat pertama kali melihatnya, aku tahu aku menyukainya. Tawanya yang renyah, matanya yang indah dan segalanya. Tak ada yang lebih kuinginkan dibandingkan bersamanya. Tetapi jalan kami tak semudah itu. Begitu tinggi dinding sekolah memisahkan kami atas nama kebencian yang sudah ada, entah sejak kapan. Terlalu banyak air mata yang mengalir, terlalu banyak darah yang menetes. Aku tak ingin jadi Romeo. Aku hanya ingin mencintai dia, Julietku. Tetapi cinta tidak berpihak pada kami. Haruskah kisah cinta kami berakhir tragis seperti Romeo dan Juliet?