Tips Jitu Jadi Pebisnis Sukses Dunia Akhirat
Wahai orang-orang yang beriman maukah Aku menunjukkan kepada kamu suatu perniagaan yang menyelamatkan kamu dari siksa yang pedih?
(QS. Ash-Shaff [61]:10)
Dalam menguraikan hubungan manusia dengan Tuhan, ternyata al-Qur'an banyak menggunakan istilah-istilah yang lazim dipakai dalam dunia bisnis. Apakah ini bisa diartikan sebagai petunjuk adanya kesamaan antara hubungan manusia dengan Tuhan pada satu pihak dengan hubungan bisnis pada pihak lain? Ataukah ini isyarat bahwa hubungan dengan Tuhan bisa dijelaskan dengan terminologi bisnis?
Tanpa mengabaikan perbedaan kedua hubungan tersebut, buku Berbisnis dengan Allah ini, menemukan adanya sekian banyak kesamaan antara berbisnis dengan Allah dan berbisnis dengan manusia pada umumnya. Dan berbisnis dengan Allah adalah bisnis yang paling menguntungkan dunia akhirat. Persoalannya, bagaimana cara untuk meraih sukses dalam berbisnis dengan Allah? Apakah kesuksesan berbisnis dengan Allah akan berbanding lurus dengan kesuksesan dalam berbisnis dengan manusia?
Jawabannya akan Anda temukan, Insya Allah, setelah membaca buku ini. Karenanya buku ini patut dibaca bukan saja oleh mereka yang ingin jadi pebisnis sukses dunia-akhirat, melainkan juga untuk mereka yang ingin meraih keseimbangan hubungan dengan Tuhan pada satu pihak, dan hubungan dengan manusia pada pihak lain.
Nama lengkapnya adalah Muhammad Quraish Shihab. Ia lahir tanggal 16 Februari 1944 di Rapang, Sulawesi Selatan.[1] Ia berasal dari keluarga keturunan Arab yang terpelajar. Ayahnya, Prof. Abdurrahman Shihab adalah seorang ulama dan guru besar dalam bidang tafsir. Abdurrahman Shihab dipandang sebagai salah seorang ulama, pengusaha, dan politikus yang memiliki reputasi baik di kalangan masyarakat Sulawesi Selatan. Kontribusinya dalam bidang pendidikan terbukti dari usahanya membina dua perguruan tinggi di Ujungpandang, yaitu Universitas Muslim Indonesia (UMI), sebuah perguruan tinggi swasta terbesar di kawasan Indonesia bagian timur, dan IAIN Alauddin Ujungpandang. Ia juga tercatat sebagai rektor pada kedua perguruan tinggi tersebut: UMI 1959 - 1965 dan IAIN 1972 - 1977.