Penulis
Dorothea Rosa Herliany
Kategori
Buku
Anak-Anak (1)
Fiksi (3)
Fotografi (1)

Bahasa
Indonesia (5)

Hasil: 1 - 5 dari 5
GRIDLIST
1.
Isinga
Roman Papua
oleh Dorothea Rosa Herliany
Soft Cover, Januari 2015
Stock tidak tersedia
Selang beberapa hari, Malom datang. Ia minta Irewa pulang. Mama Kame dan Bapa Labobar tak bisa mencegah. Malom adalah suami yang sah. Orangtua Malom sudah membeli Irewa dengan sejumlah babi-babi sebagai mas kawin. Selain itu, Irewa juga seorang yonime, juru damai dua pihak yang bermusuhan. Irewa harus mau untuk kembali ke Hobone. Kembali ke kehidupan sehari-harinya yang berat. Mau atau tidak, ia harus menjalaninya. Tak ada pilihan. Kehamilan demi kehamilan, keguguran demi keguguran tidak ...
2.
Cerita R Kedu oleh Dorothea Rosa Herliany
Soft Cover
Stock tidak tersedia
3.
Cinta Tidak Tumbuh di Sembarang Tempat oleh Dorothea Rosa Herliany
Soft Cover, September 2007
Stock tidak tersedia
Kisah-kisah cinta tidak selalu membuat cinta lebih beradab, melainkan justru sering menjadi sesuatu yang tampak lebih terasa bodoh untuk cinta kadang adalah tindakan revolusioner yang lebih herdik dari menangkap sekelompok pencopet cerdas. ...
4.
Dolly Hitam Putih Prostitusi oleh Trisnadi, Dorothea Rosa Herliany, FX. Rudy Gunawan
2004
Stock tidak tersedia
Sebagai seorang fotografer, Trisnadi tergolong idealis. Saat memuali karir, karyanya sudah menarik minat beberapa surat kabar di Surabaya. Saat itu ia masih tercatat sebagai aktivis Himpunan Mahasiswa Pengemar Fotografi di Stikosa-AWS. Pada awal 90-an ia telah menjadi fotografer lepas untuk beberapa media, baik di Surabaya maupun Jakarta. Pada saat bersamaan ia juga aktif mengikuti berbagai lomba foto. Sedikitnya, ia telah mendapat 11 penghargaan dari berbagai lomba. ...
5.
Soft Cover, Januari 2003
Stock tidak tersedia
Anjing-anjing buduk! Turis-turis tidak tahu yang ingin menikmati penderitaan orang lain! Selamat datang dan silahkan turun! Turis-turis itu semakin pucat wajahnya. Semenjak di dalam pesawat mereka telah diteror oleh rekaman ulang yang ditayangkan layar monitor, yang biasanya dimaksudkan untuk melewatkan waktu dan menghibur penumpang. Rekaman itu memperlihatkan tentara yang menendang, menggebuk, dan menembak. Apabila terlihat korban jatuh dengan bersimbah darah, bagaikan berebutan para tentara ...