Aruna—penulis terkenal—memiliki sahabat bernama Acintya. Cintya dengan segala kesempurnaan dan kecantikannya, sedangkan Aruna harus menerima pernyataan orang-orang yang menganggap Runa adalah sidekick-nya Cyntia.
Suatu saat, sahabatnya tiba-tiba menghilang seiring dengan tagihan kartu kredit dengan nominal yang cukup fantastis. Runa kelabakan, ia berusaha mencari di mana sahabatnya tersebut namun hasilnya nihil. Seakan semua itu belum cukup, seorang lelaki bernama Seta mendatanginya dan menyuruh Runa menikah dengannya—sebagai akibat dari Cintya yang menjanjikan pernikahan padanya namun saat ini menghilang. Jelas saja Runa menganggap Seta adalah lelaki paling waras saat ini. Ia, seorang Philophobia tentu tidak akan menerima lamaran itu. Kalaupun ia takut terhadap hal bernama cinta, setidaknya ia tidak ingin menghabiskan sepanjang hidupnya dengan pernikahan berlandaskan
keterpaksaan.
Runa saat ini tengah menggarap novel romance keempatnya di bawah tekanan deadline. Saat itulah, editornya menyarankan Runa untuk berlibur—sekadar untuk menemukan summer fling dan membuat Runa bisa merasakan jatuh cinta agar tulisannya lebih bernyawa. Saat yang tepat ketika dia harus kabur dari kejaran Seta yang sepertinya kurang waras.
***
Di balik segala hal yang menyebalkan tentang Seta, aku suka karakternya. Runa dan Seta
memang pelengkap satu sama lain. Dialognya kadang lucu dan bikin senyum-senyum
sendiri. Begitu membuka halaman pertama, enggan berhenti hingga selesai.
— Indah Hanaco, penulis novel Stand By Me dan Crazy Little Thing Called Love