“’Kapan hari jadi pernikahan Ustaz?’ tanya Mbak Astrid, penulis novel ini, pada suatu hari.
“‘23 Mei. Kenapa?’ Saya balik bertanya. ‘Ini, kado pernikahan dari saya, untuk Ustaz dan istri,’ jawabnya sambil menyerahkan naskah tebal pada saya. Saya menerimanya dengan rasa warna-warni. Luar biasa. Ini kejutan buat saya. Mbak Astrid membuat novel mengenai kisah hidup saya. Dari masa kecil, hijrah dari Blora dengan modal dengkul, masalah percintaan yang dramatis, jatuh bangun saya di belantara Jakarta, hingga saya berada di titik ini.
“Padahal awalnya Mbak Astrid hanya berkata, ‘Ustaz, saya borong semua buku Ustaz, ya.’ Lalu, karena yayasan Mbak Astrid bekerja sama dengan Daarul Qur'an, beliau pun sering bolak-balik menemui saya dan rekan-rekan. Dari buku-buku saya yang beliau baca, pembicaraan dengan orang-orang kantor, juga obrolan-obrolan ringan sehabis rapat, Mbak Astrid meramu semuanya menjadi novel drama romantis yang bergizi, penuh motivasi, ilmu, dan hikmah. “Bukan karena saya tokoh utamanya, tapi saya pribadi sebagai pembaca sangat merekomendasikan novel ini. Salut!”
“Kisah perjuangan yang dibalut dengan nilai-nilai cinta. Mengalir dengan indah dan memberikan banyak arti. Novel yang wajib dibaca!”
—Muhammad Assad. Pengusaha, pembicara internasional, penulis buku-buku national best seller
“Sani punya banyak pengalaman hidup. Lika-likunya diceritakan dalam novel ini. Sebagai ibu, saya bangga akan perjuangan hidupnya dan selalu mendoakan semoga Sani dan keluarganya bahagia.”
—Masnuatun Nafisah. Ibunda Anwar Sani
“Meleleh baca novel ini. Tidak menyangka kisah hidup dan cinta Ustaz Sani begitu dramatis.”
—Gieztia Idwar. Editor in Chief majalah fashion muslimah, host dan presenter, mantan Miss Indonesia