Anaya capek banget nyimpen perasaan terhadap Dipta, sohib sekaligus tetangganya selama sebelas tahun. Ia udah nggak tahan lagi ngelihat Dipta yang belum juga bisa move on dari Airin, teman sekolah mereka. Akhirnya Anaya pilih melanjutkan studi ke Australia pas naik ke kelas dua belas.
Dipta jadi gelisah. Apalagi ia tahu Abi—cowok begajulan tukang balapan liar yang sejak SMP menyukai Anaya—ikut ke Australia. Karena itu Dipta menentang keputusan Anaya, tapi Anaya nggak goyah. Menurut Anaya, Abi udah jauh berubah. Abi justru selalu memperlakukan Anaya dengan manis.
Namun, saat Anaya mulai nyaman bersama Abi, Dipta menyatakan perasaannya. Dipta bahkan nekat
menyusul ke Australia. Jelas banget Anaya jadi bingung. Jadi, ia harus pilih siapa?