Dalam masyarakat Indonesia, Navis tersohor sebagai pencemooh nomor wahid. Dalam sebagian besar cerpennya, ciri itu amat menonjol. Tak terkecuali dalam kumpulan cerpen ini.
Kumpulan cerpen Kabut Negri si Dali ini memuat 15 cerpen yang ditulis tahun 1990 - 1999. Tema umum yang disajikan dalam kumpulan ini adalah potret dari ekses dan latar belakang sejarah politik dan perang mulai dari zaman pendudukan Jepang hingga zaman Order Baru.
Dengan gayanya yang kocak, karikatural, dan menggelitik, Navis membawa kita pada pengalaman - pengalaman kita sebagai bangsa pada masa lalu. Dengan demikian, kumpulan cerpen ini dapat memperkaya batin kita. Selain itu, kumpulan ini juga menambah wawasan kita mengenai masa silam.
Ali Akbar Navis atau yang lebih dikenal publik dengan sebutan A.A. Navis lahir di Padang Panjang pada tanggal 17 November 1924.Navis belajar di INS Kayutanam dari tahun 1932 sampai 1943. Sejak tahun 1968 kembali mengabdi untuk lembaga pendidikan yang didirikan oleh Muhammad Syafei itu. Lebih dari 20 buku sudah dihasilkan olehnya. Mulai dari kumpulan cerpen, puisi, novel, kumpulan esai, hingga penulisan biografi dan otobiografi. Pada tahun 1956, ia menulis kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami yang merupakan karya monumental dalam dunia sastra Indonesia. Tiga bukunya yang diterbitkan Gramedia adalah kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami, Bertanya Kerbau pada Pedati dan Novel Saraswati.