Patah hati itu jelas, tak akan keliru dikira yang lain. Kita sampai tak bisa memikirkan hal lain. Tak bisa merasakan hal lain. Tak peduli hal lain. Dan sering kita sampai merasa seolah tak bisa melakukan apa pun selain duduk diam menderita kesakitan, duka, dan kehilangan yang amat sangat. Perasaan itu bisa berlangsung berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.
Namun, sementara kita tidak mengharapkan orang yang patah tulang bisa pergi bekerja atau berfungsi dengan baik, seorang yang patah hati tetap diharapkan bisa menjalani hidupnya kendati tengah menderita sakit emosional. Apakah disebabkan karena cinta romantis atau karena kehilangan seseorang, patah hati itu lumrah terjadi pada siapa saja. Meskipun begitu, kita nyaris tidak tahu cara menghadapinya. Psikolog Guy Winch, dengan penuh kebijaksanaan dan empati, mengeksplorasi bagaimana hidup kita dan masyarakat kita akan jauh berbeda jika kita memahami secara lebih baik rasa sakit emosional yang unik ini.
Bayangkan bila kita memperlakukan hati yang patah ini dengan kehati-hatian dan perhatian yang sama seperti kita memperlakukan lengan yang patah. Winch mendorong kita untuk merenungkan kembali cara kita menghadapi rasa sakit emosional, sembari menawarkan saran yang hangat, bijaksana, dan jenaka bagi mereka yang menderita patah hati. Boleh saja hati kita patah, tetapi kita tidak harus hancur karenanya. Kita bisa mengambil kendali atas hidup kita dan akal budi kita, serta membawa kita menuju penyembuhan. Buku ini menawarkan cara-cara menangani dan menghadapi hati yang patah dan bagaimana agar kita, pada akhirnya, dapat move on.