Saat sedang asyik belajar cara berbenah ala Jepang, pernahkah Anda dihampiri salah satu dari masalah di bawah ini?
Saya tidak pernah tuntas berbenah, semua yang rapi kembali berantakan. Sulit berbenah sekeluarga, saya selalu merasa sendirian. Belum menemukan metode yang cocok untuk rumah yang berpindah-pindah. Sulit mengeluarkan barang, semua terasa penting dan menyenangkan. Kotak penyimpanan yang dibuat sendiri mudah penyok. Mau mengganti lemari ke drawer, kok, mahal ya :(.
Anda tidak sendiri, kadang perbedaan budaya, karakter, dan permasalahan sebagai masyarakat Indonesia membuat kita tidak bisa menelan mentah-mentah suatu metode berbenah yang berhasil di luar negeri. Gemar Rapi (Gerakan Menata Negeri dari Rumah dan Pribadi) yang diciptakan Khoirun Nikmah dan keempat rekannya, hadir untuk menjawab persoalan berbenah di Indonesia.
Pada pertengahan 2018, Gemar Rapi dengan gencar melakukan riset dan uji coba penerapan metode ini kepada para peserta seminar hingga workshop berbenah secara offline dan online. Buku ini memberi gambaran dan praktik mendetail bagaimana sebuah prinsip berbenah bisa membentuk pola pikir, mengubah hidup, hingga menanamkan pentingnya kesadaran akan lingkungan—ingat, berbenah itu lebih dari sekadar membuang barang. Kini, tidak ada lagi urutan berbenah yang saklek karena Gemar Rapi mengajak kita berbenah berdasarkan “RASA” personal sesuai kondisi tiap individu dan keluarga.
Khoirun Nikmah, bersama suaminya, Aang Hudaya, dikenal sebagai pendiri Komunitas KonMari Indonesia sejak 2017. Sebelum menciptakan metode Gemar Rapi, alumni Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya ini dekat dengan Konsep 5S Jepang. Nikmah dijuluki “Miss 5S” atau “Ratu 5R” saat kuliah. Aang, sang suami juga memiliki kebiasaan yang sama hingga dijuluki “Mister 5S dari IPB”.
Nikmah menikmati kegiatan sehari-harinya membesarkan anak, mengajar PAUD, dan juga