Feng Ling kehilangan ayahnya saat masih remaja. Ibunya juga meninggalkannya karena sakit jantung.
Dia terpaksa bekerja di rumah majikan ibunya untuk membiayai hidup.
Majikannya itu baik, dan Feng Ling bisa melanjutkan sekolahnya sambil bekerja.
Dia pikir kesulitan hidupnya telah berlalu, dan hidupnya akan menjadi lebih baik. Namun, siapa sangka semuanya berubah dalam sekejap.
Semuanya dimulai dari permintaan Tuan Muda Kedua.
Permintaan itu menyebabkan Feng Ling sampai tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi besok atau lusa.
Dia hanya bisa membayangkan kapan dunia ini berhenti.