"Jelas dia bukan seorang Murray," kata Bibi Elizabeth, tegas dan tak suka. “Dia juga bukan seorang Starr,” imbuh Paman Oliver. Emily tak tahan lagi. “Kalian membuatku merasa aku ini dibuat dari tambalan perca atau apa! Jangan bicarakan aku seakan aku tak ada!”
Dunia Emily yang indah dalam pelukan sang ayah tiba-tiba porak-poranda. Ayahnya menderita TBC dan tak akan hidup lebih lama, sementara sang ibu sudah lama tiada sejak Emily kecil. Dan kini, Emily terpaksa hidup dengan Bibi Elizabeth yang kolot, keluarga ibunya dari New Moon. Bibi yang sudah sejak lama mengucilkan Emily dan sang ayah karena menentang perkawinan ibu dan ayahnya. Emily terpaksa meninggalkan Dewi Angin, Adam dan Hawa, juga sang Kilat, untuk tinggal di New Moon. Sebuah rumah pertanian yang besar dan muram, tanpa imajinasi. Akankah Emily menemukan lagi Dewi Anginnya? Akankah sang Kilat kembali mendatanginya? Menemani Emily menemukan kembali imajinasi, mimpi dan keceriaannya? Emily bertekad, di mana pun dia tinggal, imajinasi dan mimpi tak boleh mati. Diklaim sebagai novel semi-autobiografi, Emily adalah tokoh favorit Lucy Maud Montgomery dari semua tokoh gadis-gadis muda penuh impian ciptaannya. Karena sang pengarang sendiri mengakui bahwa Emily adalah tokoh yang paling mirip dengan dirinya dan paling dekat dengan hatinya