Dalam perjalanan hidup yang penuh dengan penyesalan dan ketakutan, kita sering kali merasa terbebani oleh sisa-sisa perasaan yang berserakan. Namun, buku ini mengajak kita untuk melihat bahwa proses Menyedekahkan Perasaan—mulai dari menemani hari, hal-hal yang terselip di meja kantor, matahari terbit, atau lampu jalanan yang bersinar—adalah bagian penting dari menjadi dewasa. Mari bersama-sama melangkah perlahan ke dalam dunia perasaan yang unik dan belajar bagaimana menjadi dewasa melalui proses Menyedekahkan Perasaan. Manusia hanya berhak mendapatkan sebagian perasaan dari manusia lain Kita menyadari, bahwa sebesar apa pun kita menyedekahkan perasaan pada manusia, itu tak sebanding dengan apa yang kita berikan kepada Tuhan Karena apa yang kita berikan kepada manusia hanyalah sedekah Di tengah kekosongan, kerusakan, dan kekecewaan pada manusia, perasaan akan dengan mudah menemukan jati dirinya dan menemukan pemilik sejati perasaan tersebut Selling Point: 1. Buku ini membantu pembaca untuk menghadapi dan memahami perasaan mereka, bukan menghindarinya. Hal ini penting dalam proses menjadi dewasa. 2. Konsep dalam buku ini unik. Hal ini membantu pembaca untuk memahami dan menerima perasaan mereka. 3. Buku ini tidak hanya membahas tentang perasaan, tetapi juga bagaimana cara menjadi dewasa melalui proses menyedekahkan perasaan. 4. Buku ini juga membantu pembaca untuk mengatasi penyesalan dan ketakutan dalam hidup mereka, yang sering kali menjadi beban bagi diri sendiri. 5. Buku ini mengajak pembaca untuk melangkah perlahan ke dalam dunia perasaan yang unik, memberikan perspektif baru tentang bagaimana cara memahami dan menerima perasaan mereka. 6. Selain itu, penulis aktif di sosial media dan mempunyai 21.600 followers di Instagram.