Buku ini mengisahkan percobaan-percobaan yang dialami Nabi Elia yang ketika itu berusia 23 tahun. Merasa terancam oleh Ratu Izebel yang hendak membunuhnya, Elia melarikan diri dari Israel ke kota Akbar yang indah, menumpang di rumah seorang janda dan putranya. Ketika kota itu terancam peperangan, Elia berseru pada Tuhan agar menyelamatkan kota itu dan penduduknya, tapi Tuhan seakan tidak mendengar. Ketika dia meminta Tuhan menyelamatkan perempuan yang dicintainya, Tuhan pun seakan memalingkan muka tak peduli. Segala percobaan ini membuat Elia mempertanyakan kasih dan kemurahan hati Tuhan, dan mendorongnya mengambil keputusan: menentang Tuhan sampai Dia memberikan jawaban.
Meski cerita ini diambil dari cuplikan episode di Alkitab, temanya bersifat universal, yakni membahas hubungan antara manusia dan Tuhannya, dan betapa pentingnya iman serta harapan. Seperti Elia, saat kemalangan datang silih berganti, kita pun sering kali bertanya-tanya, "Kenapa ini terjadi padaku?" "Kenapa Tuhan tidak mendengar doaku?" Ada orang-orang yang menjadi lebih kuat setelah mengalami kemalangan, ada pula yang langsung menyerah dan tak mau bangkit lagi. Ada yang jadi meninggalkan Tuhan, ada pula yang jadi lebih dekat dengan Tuhan.
Tema itulah yang diangkat Paulo Coelho dalam The Fifth Mountain dengan sangat menyentuh. Seperti buku-buku Coelho lainnya, The Fifth Mountain adalah buku yang memberikan inspirasi bagi para pembacanya dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Dilahirkan di Brazil dan telah menjadi salah satu pengarang yang karya-karyanya paling banyak di baca di dunia. Buku-buku karangannya terlah terjual lebih dari 43 juta copy di seluruh dunia, dan telah diterjemahkan ke dalam 56 bahasa. Paulo Coelho telah menerima banyak penghargaan internasioal yang bergengsi, di antaranya Crystal Award dari World Economic Forum dan Legion d`Honneur dari Prancis. Karya-karya Paulo Ceolho telah memberikan inspirasi bagi banyak bangsa di dunia.Photo: www.paulocoelho.com