Kisah anak sopir angkot dari Kota Batu yang menjadi direktur di New York City
Bapakku, sopir angkot yang tak bisa mengingat tanggal lahirnya. Dia hanya mengecap pendidikan sampai kelas 2 SMP. Sementara ibuku, tidak bisa menyelesaikan sekolahnya di SD. Dia cermin kesederhanaan yang sempurna. Empat saudara perempuanku adalah empat pilar kokoh. Di tengah kesulitan, kami hanya bisa bermain dengan buku pelajaran dan mencari tambahan uang dengan berjualan pada saat bulan puasa, mengecat boneka kayu di wirausaha kecil dekat rumah, atau membantu tetangga berdagang di pasar sayur. Pendidikanlah yang kemudian membentangkan jalan keluar dari penderitaan. Cinta keluargalah yang akhirnya menyelamatkan semuanya.
"Novel rekonsiliasi masa lalu dan masa depan. Jika masa kini tantangan dan masa depan adalah kegelapan misteri, maka apa kekayaan terindah - Mohamad Sobary (Mantan Direktur Kantor Berita Antara, budayawan, tokoh NU)
"Bundelan kertas penting yang disesaki hikayat kerja keras, kehangatan keluarga, dan perantauan. Sungguh sebuah praktik man jadda wajada yang terang. Selamat mereguk semangat perjuangan dan kesabaran anak sopir angkot di sudut Jawa Timur yang berkilau di New York. Inspiratif." - Ahmad Fuadi (Penulis best seller trilogi Negeri 5 Menara)
"Kisah Iwan menjadi bukti nyata tentang efek pendidikan." - Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina dan Ketua Indonesia Mengajar)
"Buku ini berhasil membuat saya tidak bisa berhenti membaca sampai dengan titik terakhir. Saya akan mewajibkan anak-anak saya membaca buku yang, untuk saya, mengharukan sekaligus inspiratif ini." - Virginia Rusli (Ibu tiga anak, Pemimpin Redaksi Majalah CLARA)
"Novel ini tidak bercerita tentang mimpi, tetapi tentang keberanian untuk menembus batas ketakutan. Kisah luar biasa yang diceritakan dengan lugas dan sederhana." - E.S. Ito (Penulis novel Negara Kelima dan Rahasia Meede)
"Sebuah karya yang jernih dan mengajak siapa pun untuk mengabadikan kenangan sebagai titik-titik matahari dalam hidup." - Asma Nadia (Penulis Emak Ingin Naik Haji dan Rumah Tanpa Jendela, CEO Penerbitan)
"Kekuatan pendidikan, perjuangan hidup, dan cinta keluarga membawa Iwan berpetualang di New York City untuk mengejar mimpi kecilnya. Setelah 10 tahun, ia kembali ke tanah air untuk melanjutkan perjuangannya. Segar dan inspiratif." - Andy F. Noya (Host Kick Andy Show)
"...most of all it is a story of dreams come true, sharply focused by a person who knows what he wants. Certainly very relevant in today's world which needs the dose of positive energy that Mr. Iwan Setyawan delivers." - Wimar Witoelar (Authority in journalism, public relations and communication)