Deskripsi in English Marni is an illiterate Javanese woman who still practices ancestor worship. Through her offerings she finds her gods and puts forth her hopes. She knows nothing of the God brought in from that faraway land. Rahayu is Marni’s daughter, part of a new generation shaped by education and an easier life. She is a firm believer in God and in common sense. She stands against the ancestors, even against her own mother. To Marni, Rahayu is a soulless being. And to Rahayu, Marni is a sinner. Each lives according to her own creed, with nothing in common. Then come the sounds of the jackboots, constantly disrupting and destroying souls. They are the ones with the authority, the ones who play with power as they desire. They are the ones who can turn the skies and the fields red, and blood yellow, their guns ready to strike anywhere. Marni and Rahayu, these women from two generations who have never understood each other, finally find something in their lives that they agree on. Both are victims of those in power. Both fight against the guns. Deskripsi in Indonesia Marni adalah seorang perempuan Jawa buta huruf yang masih melakukan pemujaan leluhur. Melalui persembahannya, dia menemukan dewa-dewanya dan menaruh harapannya. Dia tidak tahu apa-apa tentang Tuhan yang dibawa dari negeri yang jauh itu. Rahayu adalah putri Marni, bagian dari generasi baru yang dibentuk oleh pendidikan dan kehidupan yang lebih mudah. Dia sangat percaya pada Tuhan dan akal sehat. Dia berdiri melawan leluhur, bahkan melawan ibunya sendiri. Bagi Marni, Rahayu adalah makhluk tanpa jiwa. Dan bagi Rahayu, Marni adalah pendosa. Masing-masing hidup menurut keyakinannya sendiri tanpa kesamaan. Kemudian terdengar suara sepatu bot yang terus-menerus mengganggu dan menghancurkan jiwa. Mereka adalah orang-orang yang memiliki otoritas, orang-orang yang bermain dengan kekuasaan sesuai keinginan mereka. Merekalah yang bisa mengubah langit dan ladang menjadi merah dan kuning darah, senjata mereka siap menyerang di mana saja. Marni dan Rahayu, wanita dua generasi yang tidak pernah saling memahami ini, akhirnya menemukan sesuatu dalam hidup mereka yang mereka sepakati. Keduanya adalah korban dari mereka yang berkuasa. Keduanya bertarung melawan senjata.