KATA HEBAT! Itu belumlah cukup mendeskripsikan Amir Sjarifoeddin. Amir sejajar dengan Tan Malaka: Pahlawan Nasional.
Jika Tan Malaka telah menggagas ide Indonesia lewat Naar de Republiek Indonensia (1925); tiga tahun kemudian disusul Mohammad Hatta lewat Indonesia Vrije (1928) dan delapan tahun dari Hatta Soekarno menulis Menuju Indonesia Merdeka (1933), maka Amir mendahului Soekarno sebagai kandidat proklamator kemerdekaan Indonesia.
Tahun 1945 menjelang Jepang jatuh, orang-orang muda bergegas memerdekakan Indonesia. Pemuda radikal seperti pendukung Sutan Sjahrir dan pendukung Tan Malaka bersepakat: proklamasi segera dilakukan setelah kekalahan Jepang diumumkan. Seorang yang konsisten melawan fasisme Jepang dan dikenal luas dipilih sebagai proklamator. Namanya: Amir Sjarifoeddin.
Sayang! Amir sedang dipenjara Jepang saat itu. Ada saran untuk membebaskan Amir namun ditolak. Alasannya: Amir bisa terbunuh. Pilihan proklamator lalu digilir kepada Sjahrir. Sjahrir tidak bersedia. Sjahrir menyarankan agar Soekarno – Hatta yang didaulat membaca teks proklamasi.
Indonesiapun merdeka. Kabinet pertama terbentuk (19 Agustus – 14 November 1945). Nama Amir tercantum sebagai Menteri Penerangan. Saat dilantikan Amir hanya bercelana pendek. Maklum saja, karena dia langsung dijemput dari penjara untuk pelantikan.
Lahir di Medan, Sumatera Utara, 12 Mei 1907. Amir dikenal sebagai pemuda cerdas, orator ulung, pluralis, dan pecandu musik klasik. Amir bersahabat dengan seniornya Mr.Muhammad Yamin. Kemampuan berorasinya hanya bisa disejajarkan dengan Soekarno.
... Baca Selengkapnya