"Hai..." terdengar suara lirih. ia pura-pura tidak mempedulikan suara itu, menerusakan tugasnya mengisi gelas-gelas di sekeliling meja oval itu. "Sandra.. how are you doin'?" Kini Sandra mengangkat wajahnya dan tatapannya nanar. Tangannya tiba-tiba terasa lemas melihat siluet itu tersenyum dengan senyum yang sangat indah. sandra yakin wajahnya sudah semerah crawfish rebus ala New Orleans. Oh My God, Oh My God, Oh My God. Sandra membatin berkali-kali. Oh teman, kau tahu, bila kau sedang ge-er, hal yang sekecil semut pn bisa tampak seperti seekor gajah yang tak rajin latihan fitness!.
Sandra berhasil meraih impian masa kecil : kuliah di Amerika! Semuanya itu ia capai dengan kerja keras. Tapi tampaknya ada sesuatu yang membuatnya berpikir ulang tentang hidupnya. Bagaimana bisa menolak pesona Jean-Pierre de la Galissonierre yang membuat angan Sandra membumbung tinggi di awan. "The Marquis and me". bagai kisah Cinderella. Seharusnya semuanya berjalan dengan mudah, tapi oh apa yang terjadi? Ada sederet nama yang menawan - Ferdinan Pregrina. Ia bukan cuma ahli teknik, tapi juga seniman sekaligus ahli bisnis yang ganteng. Lalu John Lawrence Maxim yang so cute, mahasiswa cuper cerdas yang kelak calon senator dan kemudian .run for president. Hmm, wanita nomor satu di amerika, asal Medan Indonesia. Astaga semua impian bermekaran, bagai musim semi di hati Sandra. akankah Sandra menjadi First Lady, the princess atau...?!