Inilah himpunan lengkap pertama puisi-puisi dari lima windu karir Goenawan Mohamad, sang penyair, eseis dan wartawan Indonesia.
***
"... ciri khas yang paling menonjol, dan yang menjadikan puisi ini mempesona dan sekaligus sering sukar dipahami secara rasional ialah semantik kata. Metaforiknya sangat orisinal, kaya dan kuat, acap kali mengejutkan atau membingungkan .... Lebih khas lagi cara sajak Goenawan Mohamad sering mempertahankan asosiasi yang ditimbulkan oleh metafor atau perumpamaan tertentu, kemudian menggarap dan memperluasnya, menggabungnya dengan majas lain dan dengan demikian membangun keseluruhan makna secara asosiatif dan ilusif."- A.Teeuw, kritikus sastra -
"Dalam puisi-puisi Goenawan Mohamad , improvisasi atau eksperimen berbahasa diberi ruang cukup luang, tapi tidak sampai merusak keseluruhan bangun puitik yang seakan terus tumbuh, menjalar-jalar, membelit dan membetot .... Pada dasarnya puisi Goenawan bukan cuma sensuous, melainkan juga sensible. Tabiatnya ganda: ia minta dirasakan dan dipikirkan."- Arif B. Prasetyo, penyair -
SELEPAS jadi pemimpin redaksi majalah Tempo dua periode (1971-1993 dan 1998-1999), Goenawan nyaris jadi apa yang ia pernah tulis dalam sebuah esainya: transit lounger. Seorang yang berkeliling dari satu negara ke negara la¬in: mengajar, berceramah, menulis. Seorang yang berpindah dari satu tempat penantian ke tempatpenantian berikutnya,tapiakhirnya hanya punya sebuah Indonesia. Seperti ditulisnya dalam sebuah sajaknya: "Barangkali memang ada sebuah negeri yang ingin kita lepaskan tapi tak kunjung hilang.
Dalam perjalanan itu lahir sejumlah karya. Bersama musisi Tony Prabowo dan Jarrad Powel ia membuat libretto untuk opera Kali (dimulai 1996, tapi dalam revisi sampai 2003) dan dengan Tony, The King's Witch (1997-2000). Yang pertama dipentaskan di Seattle (2000), yang kedua di New York. Di tahun 2006, Pastoral, se¬buah konser Tony Prabowo dengan puisi Goenawan, dimainkan di Tokyo, 2006. Di tahun ini juga ia mengerjakan teks untuk drama tari Kali-Yuga bersama koreografer Wayan Dibya dan penari Ketut Rina beserta Gamelan Sekar Jaya di Berke¬ley, California. Tapi ia juga ikut dalam seni pertunjukan di dalam negeri. Dalam bahasa Indonesia dan Jawa, Goenawan menulis teks untuk wayang kulit yang dimainkan dalang Sudjiwo Tedjo, Wisanggeni, (1995) dan dalang Slamet Gundono, Alap-alapan Surtikanti (2002), dan drama tari Panji Sepuh koreografi Sulistio Tirtosudarmo. la menulis dan menyutradarai ...