Buku ini berisi dokumen vital bagi rekonstruksi sejarah Sumatera. Dipilih dan disusun oleh pakar sejarah Sumatera paling terkemuka, Anthony Reid, membuat kumpulan catatan perjalanan para penjelajah yang pernah menginjakkan kaki langsung ke tanah Sumatera ini menjadi sebuah perkisahan memukau tentang periode panjang sejarah Sumatera dari abad ke-9 sampai ke-20.
Meskipun tidak menceritakan sejarah Sumatera secara runtun, buku ini mengelompokkan catatan-catatan perjalanan tersebut dalam topik-topik tertentu sehingga dapat diperoleh gambaran umum tentang perubahan sosial, budaya, agama maupun politik di Sumatera. Sebab itu buku dapat menjadi sejenis 'pengantar' yang dapat dipakai sebagai media paling cepat untuk memasuki ruh Sumatera.
Namun, buku ini tidak hanya berisi uraian umum perihal kondisi Sumatera. Dimasukkan juga pengamatan atas seluk-beluk daerah yang dikunjungi maupun tingkah-polah masyarakatnya, sehingga memberikan warna tersendiri. Tak ayal pembaca buku ini akan menemukan banyak uraian yang tidak muncul dalam tulisan-tulisan sejarah yang sifatnya resmi, misalnya penggambaran Marco Polo yang menyangka menemukan unicorn di Sumatera. Lain lagi John Davis, petualang Inggris yang menggambarkan Sultan Alau'ddin Ri'ayat Syah dengan sangat karikatural sebagai sultan Aceh yang "Tidak melakukan apa pun sepanjang hari selain makan dan minum". Atau kesaksian-kesaksian yang bikin ketawa, seperti ketika Friedrich Schnitger menggambarkan permusuhannya dengan raja lokal gara-gara kesal profesinya sebagai antropolog dicemooh dengan julukan 'dokter batu'.
Catatan yang dibuat Reid pada setiap kesaksian yang dipilih, bukan saja akan memudahkan setiap pembaca mengenali sosok si pemberi kesaksian, memahami konteks zaman ketika kesaksian dibuat, tetapi juga bagaimana menafsirkan ulang dan mencermati secara kritis kesaksian yang diberikan, sehingga pembaca tidak sekadar hanya bernostalgia ke Sumatera Tempo Doeloe.