Perubahan kebudayaan karena strategi modernisasi juga memiliki dampak yakni kecemasan dan keterasingan. Gejala psikologis semacam ini mendorong sebagian warga kembali mengamalkan ajaran dan praktik tarekat. Sebagai elemen Islam yang pertama kali diterima oleh orang Jawa, tarekat pada dekade 1980-an tumbuh dan berkembang dengan pesat. Salah satu aliran tarekat yang paling berpengaruh di Indonesia adalah tarekat Qadiriyah wan Naqsabandiyah. Tarekat ini menjadi menarik karena ajaran dan pengalamannya relative mudah dan tidak memberatkan termasuk bagi orang abangan dan tangklukan. Dengan demikian, proses Islamisasi melalui gerakan tarekat di Jawa terulang kembali seperti awal kedatangan Islam. Kajian dalam buku ini juga menyajikan hipotesis tentang kebangkitan kembali (revitalisasi) sufisme perkotaan. Analisis yang terangkum dalam buku ini bersumber pada tesis magister antropologi Universitas Indonesia dan bahan-bahan untuk disertsi yang ditulis kembali di Universitas Leiden, Belanda.