Antologi Cerpen Pilihan Kompas 2012 ticjak lain adalah 'potret' tentang keindonesiaan kita; sebuah Indonesia yang heterogen, unik, sekaligus juga problematic 'Potret' ini adalah sekrup kecil dari sebuah mesin raksasa bernama Indonesia. Serpihan-serpihanyangtercecerdari problem bangsa ini yang (mungkin) sudah begitu akut, kompleks, dan multidimensional. Sejumlah 20 cerpen dalam antologi ini separuhnya mempertontonkan akar budaya yang diperlakukan secara beragam.
Cerpen yang terpilih sebagai cerpen terbaik, "Laki-laki Pemanggul Goni" (Budi Darma) dikisahkan begitu dingin, tetapi toh kita tetap merasakan hadirnya atmosfer suasana cerita yang menegangkan dengan segala teka-tekinya. Keberhasilan cerpen ini bukan terletak pada kepiawaian pengarang menyembunyikan identitas tokoh-tokohnya. Dalam cerpen ini, diperlihatkan betapa penting semua unsur intrinsik tampil kompak, berjalin berkelindan membangun cerita. Di antara ke-20 cerpen kali ini, "Laki-laki Pemanggul Goni" tampil sebagai cerpen yang kaya tafsir dan kaya makna.
Cerpen Pilihan Kompas pada akhirnya boleh dianggap sebagai juru bicara cerpen Indonesia kontemporer -sekaligus menampilkan dirinya sebagai 'potret' Indonesia.