Setelah dunia dibuat gempar oleh ahli psikologi Harvard University, Daniel Goleman, dengan karya besar yang mendefinisikan ulang apa arti cerdas, pemahaman kita, mengenai kecerdasan manusia dibuat lebih luas dengan adanya wacana baru mengenai kecerdasan spiritual.Dengan bukunya yang berjudul Emotional Intelligence (EI), Goleman memaparkan kenapa kecerdasan emosional lebih penting daripada IQ. Diskusi mengenai itu masih berjalan, ketika kita mendapat pencerahan baru, bahwa ada kecerdasan lain yang amat berperan bagi keberhasilan hidup kita, yaitu kecerdasan spiritual. Dan kini kita tahu, bahwa karena kompleksitas kepribadian manusia, kecerdasannya pun tidak tunggal, tetapi jamak. Buku ini tidak hanya memaparkan kenapa kecerdasan spiritual itu penting (bahkan kebih penting daripada EQ dan IQ), tetapi juga menampilkan sisi-sisi praktis yang akan mempermudah kita untuk meningkatkan kecerdasan spiritual kita, dan dengan itu untuk menggapai kedalaman makna hidup yang benar-benar sejati dan membahagiakan.
Sukidi lahir di Sragen, Jawa Tengah, 02 Agustus 1976. Ia adalah alumnus MAPK Yogyakarta (1994), dan Alumnus Terbaik Fakultas Syari`ah / Peradilan Agama IAIN Syarif Hidayattullah, Jakarta (1998). Selama menjadi mahasiswa, ia aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammdiyah (IMM), Yayasan Paradigma, dan produktif menulis naskah untuk Harian Kompas dan Republika. Selepas mahasiswa, ia menjadi Staf Duta Besar RI di Oslo, Norwegia.