Di awal-awal perkembangannya, Islam terbukti mampu tampil sebagai pencerah dan transformator masyarakat; dari masyarakat yang diselimuti kebodohan menjadi masyarakat yang bermartabat dan berperadaban. Bahkan Islam bukan hanya memberi arah perjuangan bangsa Indonesia hingga mencapai kemerdekaannya, tetapi lebih jauh Islam merekatkan wilayah-wilayah Nusantara dalam kultur keindonesiaan yang kuat, yang kelak menjadi modal utama integrasi bangsa. Ini berarti keislaman dan keindonesiaan telah demikian menyatu dan mustahil terpisahkan.Pikiran-pikiran penulis yang terhimpun dalam buku ini adalah akumulasi dari keingingan bersama untuk melihat Islam di Tanah Air secara lebih objektif dan komprehensif.
Buku ini tak berpretensi merebut sejarah Indonesia menjadi milik (Umat) Islam. Sebaliknya, juga tidak berdiam diri saja jika peranan (Umat) Islam yang begitu nyata, mendalam, dan melingkupi, diabaikan, dinilai tidak penting, dan diletakkan sebagai catatan kaki belaka dalam rentangan sejarah negeri ini. Tak ada yang perlu dikhwatirkan dari eksistensi Islam ini, sebab Islam juga berkontribusi secara luas dalam menciptakan rasa keterikatan (sense of bonding) dan pengalaman bersama yang telah membantu pembentukan masyarakat Indonesia yang menghormati nilai-nilai dalam civil society tanpa mempedulikan etnisitas maupun agama. Fakta tersebut sekaligus niatan-suci adanya pengendalian diri umat Islam dalam politik (political restraint).Melalui buku ini, pembaca akan melihat bagaimana Islam berinteraksi selama lebih dari seribu tahun dengan penduduk Nusantara dan menghasilkan sintesis-sintesis sosial dan kultural untuk melahirkan peradaban.
Lahir di Magelang, Jawa Tengah, 18 Oktober 1953. Alumni pesantren modern Pabelan, Magelang (1969) dan pesantren al-Iman, Muntilan (1971). Menyelesaikan Sarjana Muda (BA) di bidang Pendidikan Islam (1977) dan Sarjana Lengkap (Drs.) di bidang Pendidikan Islam (1981) di IAIN Jakarta. Meraih doktor di bidang Filsafat Barat di Middle East Techical University, Ankara, Turkey (1990). Menulis di berbagai media massa. Dosen pada Fakultas Pasca Sarjana IAIN Jakarta (sejak 1990); dosen pada Fakultas Pasca Sarjana Universitas Indonesia (sejak 1992); dosen Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara (sejak 1993). Selain sebagai dosen, ia juga sebagai Dewan Redaksi majalah Ulumul Qur`an (sejak 1991); Dewan Redaksi jurnal Studia Islamika (sejak 1994); Dewan Editor dalam penulisan Encylopedia of Islamic World; dan Direktur pada Pusat Kajian Pengembangan Islam Kontemporer, IAIN Jakarta (sejak 1995). Sejak tahun 1990, ia merupakan salah satu peneliti dan dosen tetap Yayasan Wakaf Paramadina, Jakarta