Kapan lagi bisa travelling langsung ke lima benua sekaligus?
Sekarang saatnya!
Kali ini Ahmad Fuadi menggandeng istrinya, Danya “Yayi“ Dewanti dalam menyusun coloring book yang berjudul Bertualang ke 5 Benua. Buku ini berisikan kumpulan ilustrasi yang digambar sesuai dengan kisah-kisah perjalanan yang pernah dilalui sepasang traveller tersebut. Selain memberi warna pada gambar-gambar tersebut, kamu juga dapat menikmati perjalanan ke negara-negara di lima benua dari travel notes dan foto-foto yang mereka abadikan. Tempat-tempat favorit Ahmad Fuadi dan Danya “Yayi” Dewanti dalam buku ini mungkin dapat menginspirasi kamu untuk mulai mewujudkan mimpimu keliling dunia. Misalnya saja seperti Cinque Terre di Italia, Akaroa di Selandia Baru, Granada di Spanyol, Marrakesh di Maroko, Bellagio di Italia Xian di Tiongkok, Kota Fez di Marko, dan masih banyak tempat-tempat lainnya.
Selain dapat merelaksasi hati, kamu juga bisa seolah-olah sedang pergi rekreasi loh!
Yuk langsung gas aja!
Ahmad Fuadi (lahir di Bayur Maninjau, Sumatera Barat, 30 Desember 1972; umur 40 tahun) adalah novelis, pekerja sosial dan mantan wartawan dari Indonesia. Novel pertamanya adalah novel Negeri 5 Menara yang merupakan buku pertama dari trilogi novelnya. Karya fiksinya dinilai dapat menumbuhkan semangat untuk berprestasi. Walaupun tergolong masih baru terbit, novelnya sudah masuk dalam jajaran best seller tahun 2009. Kemudian meraih Anugerah Pembaca Indonesia 2010 dan tahun yang sama juga masuk nominasi Khatulistiwa Literary Award, sehingga PTS Litera, salah satu penerbit di negeri jiran Malaysia tertarik menerbitkan di negaranya dalam versi bahasa melayu. Novel keduanya yang merupakan trilogi dari Negeri 5 Menara, Ranah 3 Warna telah diterbitkan sejak 23 Januari 2011. Fuadi mendirikan Komunitas Menara, sebuah yayasan sosial untuk membantu pendidikan masyarakat yang kurang mampu, khususnya untuk usia pra sekolah. Saat ini Komunitas Menara punya sebuah sekolah anak usia dini yang gratis di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan.
Memulai pendidikan menengahnya di KMI Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo dan lulus pada tahun 1992. Kemudian melanjutkan kuliah Hubungan Internasional di Universitas Padjadjaran, setelah lulus menjadi wartawan Tempo. Kelas jurnalistik pertamanya dijalani dalam tugas-tugas reportasenya di bawah bimbingan para wartawan senior Tempo. Tahun 1998, dia mendapat beasiswa Fulbright untuk kuliah S2 di School ...