Studi dalam buku ini menelisik dua poin penting. Pertama, melacak genealogi kekerasan yang telah menyatu dalam keakraban dan keseharian masyarakat Bali. Kedua, buku ini berusaha menguraikan sepenggal kesaksian kisah pedih seorang ayah yang melihat kedua anaknya meregang nyawa di depan matanya. Sebuah narasi pergolakan hidup subaltern Bali, kelompok masyrakat yang berada di tepi pusaran pentas kekuasaan di tanah dewata ini. Melalui buku ini masyrakat Bali diajak bercermin agar tidak bertopeng di balik gemerlap dan glamour keagungan an adiluhung agama dan budaya yang menipu serta berselimutkan bara dendam dan kekeasan. Saatnya masyarakat Bali jujur dan terbuka, untuk satu tujuan: memanusiakan manusia Bali.