Selain batik, Indonesia juga memiliki kekayaan wastra lainnya berupa kain tenun yang tak hanya unik tapi juga cantik dengan beragam corak etnik yang khas. Itulah sebabnya selain berisi sekilas cerita tentang keindahan kain tenun dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terdiri atas berbagai pulau, suku, dialek bahasa, juga beragam adat istiadat dan ragam hias kain tenun, buku ini juga memberi inspirasi kreatif agar setiap individu dapat mengolah kain tenun NTT menjadi busana modern yang tak sekadar seirama dengan tren yang sedang berlaku, tapi juga mudah dipadupadankan serta berdaya pakai tinggi.
Isi buku berupa deretan busana untuk berbagai kegiatan wanita modern, di antaranya adalah busana kerja, busana resmi serta busana kasual. Untuk menunjukkan bahwa kain tenun NTT bisa diolah menjadi busana untuk wanita dari berbagai golongan usia, buku ini juga menampilkan berbagai padupadan chic yang sesuai untuk wanita usia 20-an, 30-an, dan 40-an tahun ke atas. Buku ini juga dilengkapi dengan beragam tip pemilihan motif, padupadan warna dan motif, perawatan busana, serta permainan tata letak motif kain tenun untuk menciptakan busana masa kini yang atraktif.
Jadi, jika Anda punya sehelai kain tenun NTT yang unik, apakah itu kain panjang, selimut, sarung atau bahkan selendang, namun Anda tidak punya ide untuk mengolahnya, buku kreasi desainer Stephanus Hamy dan fashion stylist Debbie Suryawan ini bisa membantu memberi solusi yang tepat dan chic.
Perhatian yang besar pada dunia mode telah dirasakan sejak kecil. Debbie bahkan sempat bercita-cita untuk menjadi seorang perancang busana. Maski tak tercapai, ia tak kehilangan ketertariakan pada dunia mode.Peluang untuk menyelami dunia mode dan kecantikan dari sisi lain, baru terbuka saat Debbie membaca lowongan majalah femina yang mencari seorang redaktur mode dan kecantikan pada tahun 1998. Saat itu, alumni Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung jurusan Design Komunikasi Visual ini tengah bekerja di perusahaan grafis. Sejak pertengahan tahun 1998 itulah, wanita kelahiran kota Bandung tanggal 8 Oktober ini bergabung dengan majaah femina hingga tahun 2005.