Di antara bentuk-bentuk sastra lisan yang dikenal masyarakat, peribahasa menduduki tempat istimewa, sebab pada dasarnya peribahasa merupakan kristalisasi pengalaman mendalam dan panjang suatu masyarakat. Atau dengan lain kata, secara bernas dapat dikatakan bahwa peribahasa adalah filsafat mini. Maka peribahasa biasanya mengandung kebijaksanaan hidup yang dirumuskan secara singkat tetapi padat.
Tidak mengherankan bila peribahasa masih banyak dipergunakan dalam media massa dan dalam pergaulan sehari-hari untuk mendukung pandangan hidup seseorang.
Maka tidak berlebihan bila Kamus Peribahasa ini, yang disusun dengan sistem kamus supaya mudah ditemukan kembali, disajikan kepada khalayak ramai untuk melestarikan serta menyegarkan salah satu bentuk sastra yang menonjol dalam masyarakat kita.
Semua saja yang berminat terhadap sastra dapat memanfaatkan buku ini.
Sarwono Pusposaputro lahir tanggal 13 Maret 1935 di Boyolali (Jawa Tengah). Setelah menyelesaikan studi teologi di Lauven (Belgia) hingga mencapai Lic. Theol (1968) dengan tesis "Pantjasila en godsdienstvrijheid", ia meneruskan belajar sejarah di Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada, yang terputus karena keberangkatannya ke Belgia (1963-1968) hingga meraih Drs. (1971) dengan skripsi berjudul (Beberapa catatan tentang Orang-orang Tionghoa di Batavia dan Sekitarnya (1619-1740)" yang intisarinya diterbitkan dalam Persepsi Tahun IX, No. 1, dengan judul "Beberapa Catatan tentang Integrasi: Suatu Refleksi atas Sejarah Komuniti Cina di Batavia, 1619-1740". Tahun 1973-1976 ia memperdalam studi di bidang sastra Melayu pada scholl of Oriental and African Studies, University of London, hingga meraih gelar M.Phil dengan tesis "Hikayat Sunan Gunung Jati, A Hagiography of A Muslim Saint in Java" (1976). Buku kamus peribahasa yang disuntingnya selama bekerja sebagai editor Penerbit Gramedia merupakan gema dari studi ini. Hingga kini ia masih aktif memberi kuliah pada Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada.