Ketersediaan | : | Stock tidak tersedia |
Format | : | Soft Cover |
ISBN | : | 6022911273 |
ISBN13 | : | 9786022911272 |
Tanggal Terbit | : | 7 April 2016 |
Bahasa | : | Indonesia |
Penerbit | : | Bentang Pustaka |
Halaman | : | 628 |
Dimensi | : | 155 mm x 235 mm |
Dalam perjalanannya mencari jejak Elyas, Vakhshur mendapati dirinya terjebak di tengah-tengah kemelut kekhalifahan kaum Muslimin. Sejak ‘Umar wafat, umat Islam seakan terbelah menjadi dua, pendukung ‘Utsman bin Affan dan pendukung Ali bin Abi Thalib. ‘Utsman, sebagai khalifah terpilih, menyadari bibit-bibit perpecahan mulai tumbuh. Dan, demi mencegah kobaran api konflik, ‘Utsman dan Ali berusaha untuk menyatukan dan mendamaikan kembali hati umat Islam.
Sementara itu, perjalanan Vakhshur berlanjut kendati yang dia temukan lagi-lagi hanya jalan buntu. “Jejak Tuan Elyas telah lenyap ....” kata Vakhshur putus asa. Namun, di sebuah desa pinggir sungai Nil, Vakhshur akhirnya mendapati kembali jalan menuju Elyas lewat seorang biarawati bernama Maria. Dari sang biarawati pula, Vakhshur mengetahui fakta mengejutkan perihal Elyas dan Kashva, sekaligus menguak tabir tentang apa yang tengah dicari keduanya
“Maria, jadi maksudmu ... Tuan Elyas kemungkinan sedang belajar Islam?”
“Itu jawaban yang aku cari selama belasan tahun ini.”
Islam, agama yang dibawa oleh seorang nabi bernama Muhammad. Itulah keping petunjuk terakhir bagi Vakhshur untuk menemukan Elyas. Lalu, bagaimana akhir pencarian Kashva dan Elyas? Di saat tunas-tunas fitnah tengah bersemi di tubuh Islam, adakah hujan karunia yang menunggu di ujung jawaban? Inilah babak akhir dari perjalanan Kashva mencari kebenaran agama sang Nabi yang terus digemakan oleh para pengikutnya.