Sophie dan Agatha sudah berhasil pulang ke Gavaldon. Namun ternyata, kehidupan setelah pulang tidak seindah yang mereka harapkan. Awalnya mereka memang dielu-elukan layaknya pahlawan, tetapi kemudian mereka kembali menjalani kehidupan yang membosankan.
Agatha diam-diam berharap seandainya dia memilih untuk bersama pangerannya, alih-alih kembali pulang bersama Sophie. Tak disangka, permohonan rahasia Agatha membuka kembali gerbang menuju Sekolah Kebaikan dan Kejahatan. Sophie dan Agatha kembali ke dunia ajaib yang kini telah jauh berbeda dengan yang dulu mereka kenal. Tidak ada lagi Sekolah Kebaikan dan Sekolah Kejahatan, yang ada Sekolah Perempuan dan Sekolah Laki-laki. Para penyihir berteman dengan para putri, para penjahat berteman dengan para pangeran. Sophie dan Agatha menjadi pahlawan di Sekolah Perempuan. Sebaliknya, mereka menjadi target pembalasan dendam para murid laki-laki.
Nyawa Sophie serta Agatha menjadi taruhan dalam Uji Dongeng. Dekan baru sekolah membuat segalanya semakin rumit. Batasan antara sahabat sejati, cinta sejati, dan musuh sejati menjadi kabur. Musuh utama mereka tersembunyi di balik topeng orang-orang terdekat mereka.
Karya Soman Chainani ini memang selalu membuat aku cepet-cepet ingin baca kelanjutannya. Dan nyatanya, buku kedua dari novel trilogi ini juga membuatku terkesan. Kini penyihir bergabung bersama para putri dan para pangeran bergabung dengan tukang tenung. Akibat dongeng Agatha & Sophie, dunia Ever dan Never berubah 180° ketika mereka kembali. Semuanya ditata dengan baik oleh Soman Chainani. Walaupun aku sudah tergolong remaja, tak ada salahnya membaca novel Soman Chainani yang diratingkan untuk anak-anak ini. LOVE THIS TRILOGI SO MUCH😘😘