Ketersediaan | : | Stock tidak tersedia |
Format | : | Soft Cover |
ISBN | : | 6024120508 |
ISBN13 | : | 9786024120504 |
Tanggal Terbit | : | April 2016 |
Bahasa | : | Indonesia |
Penerbit | : | Penerbit Buku Kompas |
Halaman | : | 624 |
Dimensi | : | 150 mm x 230 mm |
Setelah Soeharto meraih kekuasaan di Indonesia pada pertengahan 1960-an, dia terus menjadi presiden selama tiga dekade lebih, ditopang oleh militer yang kuat, bantuan asing yang melimpah, dan dukungan dari sekelompok kroni. Penopang bisnis pokok bagi pemerintahan Orde Barunya adalah Liem Sioe Liong, seorang migran dari Tiongkok, yang tiba di Jawa pada 1938. Kombinasi koneksi Soeharto, kemujuran, dan pesona pribadi melambungkan Liem sebagai taipan terkaya di Asia Tenggara. Setelah gejolak krisis keuangan Asia 1997–1998 memicu kejatuhan Soeharto dan serangan balasan terhadap kroni-kroni sang orang kuat, anak Liem, Anthony, menangkal gempuran-gempuran yang berusaha menghancurkan kelompok yang dililit utang tersebut. Dituturkan dalam gaya jurnalistik—dengan masukan eksklusif dari Liem dan Anthony—, buku ini menyajikan wawasan-wawasan baru tentang Salim Group dan Soeharto.
Ditanya pada tahun 2006 apakah dia punya penyesalan dalam hidup, Liem menjawab, ”Tidakada. Saya bekerja keras. Ketika masih muda, kalau melihat orang kaya, saya berkata dalam hati: ‘Aku ingin lebih kaya.’ Namun, saya harus jujur. Baru sekarang memahami bahwa niatkami baik; yang di langit tahu saya melakukan hal yang benar.” Ditanya bagaimana dia ingin dikenang, orang yang hampir berumur 100 tahun itu tersenyum dan setengah bercanda menjawab: ”Saya ingin dikenang sebagai orang kaya; tanpa uang Anda bukan apa-apa.”