Kehidupan tidak selalu ramah pada semua orang, beberapa orang mengalami berbagai cobaan hidup yang menyebabkan ia harus terus-menerus berhadapan dengan situasi yang sama dan seolah-olah tidak akan pernah sampai ke ujung. Keharusan untuk bertahan inilah yang kemudian memunculkan burnout. Rasa bersalah kadang juga makin memperburuk keadaan. Harus selalu minum obat yang sama setiap hari. Dianugerahi anak yang berkebutuhan khusus. Sampai kapankah semua ini berakhir? Hubungan dengan orang-orang tercinta tidak selalu mulus. Walaupun hubungan itu diawali dengan pilihan sadar dan proses penilaian yang rumit, ada saja kemungkinan terjadi perubahan yang tidak diharapkan. Pernikahan, misalnya, tidak selalu seindah impiannya. Hidup berkeluarga pun ternyata menjadi cerita yang menyakitkan hati. Belum lagi cinta yang jatuh pada orang yang salah. Bagaimanakah menyikapi hubungan yang tidak berjalan sesuai harapan? Berapa lama lagi kita harus bertahan? Salah satu kriteria untuk mencapai kesehatan mental adalah upaya untuk mencapai aktualisasi diri; kita tidak boleh mandek, tidak boleh berhenti berkembang. Tapi, bagaimana caranya mengelola diri yang terus terluka dalam upaya menggapai harapan? Semua pertanyaan tersebut akan terjawab di dalam buku ini. Upaya-upaya penanganan burnout yang dikisahkan dalam buku ini dapat dikatakan sebagai laporan kerja para psikolog klinis penulisnya, karena apa yang disampaikan di dalam tulisan bersumber dari pengalaman praktik.