Sungguh malang nasib si tukang cuci. Ketika ia masih muda, hubungan asmaranya dengan seorang pemuda kaya tak direstui ibu pemuda itu.Ketika akhirnya ia menikah dengan pria lain, terjadi musibah sehingga harta mereka habis. Karena sedih, suaminya pun meninggal. Ia terpaksa menjadi tukang cuci agar dapat membesarkan anaknya.Tapi ternyata kemalangannya belum berakhir. Semua orang bilang ia ibu yang payah karena suka mabuk. Tak ada yang tahu bahwa sebetulnya ia minum alkohol sedikit supaya tubuhnya hangat karena sepanjang hari ia terpaksa berendam di sungai untuk mencuci. Tak ada juga yang tahu bahwa ia bekerja keras begitu demi anaknya.Ia sedih karena orang-orang menghakiminya tanpa mengetahui keadaan yang sebenarnya.
Di kota Odense, Denmark, hiduplah seorang pembuat sepatu dan istrinya. Mereka orang bahagia dan tinggal di rumah yang sangat kecil. Istri si pembuat sepatu nyaris buta huruf, dan mereka mempunyai anak laki-laki bernama Hans Christian. Si pembuat sepatu sangat menyayangi anaknya, ia mengajak anaknya bermain dan membacakan buku baginya. Bersama-sama mereka membuat mainan dan menggunting-gunting kertas. Mereka bahkan membuat pertujukkan menggunakan boneka-boneka yang mereka buat dari bahan-bahan sederhana.Sang ayah, yang tertawa dan bermain bersama anaknya itu, dan sangat berjasa menghidupi imajinasi Hans Christian, wafat ketika Hans Christian baru berumur sebelas tahun.Dari latar belakang yang sederhana itu, Hans Christian tumbuh menjadi pendongeng Denmark yang paling terkenal. Dongeng-dongeng ciptaaanya telah diterjemahkan dan diceritakan di seluruh dunia. Hans Christian Andersen lahair pada tanggal 2 April 1805 dan wafat pada tanggal 4 Agustus 1875. Sepanjang hidupnya ia menulis puisi, naskah drama, novel, dan buku mengenai perjalannya berkeliling Eropa.