Soft Cover, Agustus 2016 | |||||
Stock tidak tersedia
|
Kota ini dibangun dari seribu kematian disebabkan angin duduk, Thamrin. Orang-orang memangkas jalan untuk memintas waktu, tapi nasib tetap 24 jam tidak menentu, nasib tetap tersangga di antara getar tiang-tiang plaza tua menunggu runtuh. Orang-orang terus menua dalam bus, bercinta di atas kursi kereta dan berharap masa depan adalah jalur-jalur trem yang dibangun kembali setelah puluhan tahun lalu dirobohkan. Telah aku cintai pula kota ini, Thamrin. Seperti kucintai kota di pedalaman Sumatera, ...