Penulis
Tempo
Bahasa
Indonesia

Format
Soft Cover (91)

Hasil: 61 - 80 dari 91
GRIDLIST
61.
Soft Cover, Februari 2018
Stock tidak tersedia
Raja Jawa yang bernama kecil Gusti Raden Mas Dorodjatun ini memiliki karakter yang perpaduan nilai Timur dan Barat. Gandrung pada seni tari, gemar melukis, dan berkuda, ia menunjukkan sikap egaliter sejak kanak-kanak dan tak pernah merasa malu tanpa pelayanan abdi yang berlebihan. Sepak terjangnya sebagai penyokong kaum republiken tak pernah henti. Ketika Belanda mengklaim bahwa Republik Indonesia telah mati, sang Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat berhasil mematahkan tuntutan itu. ...
62.
Soft Cover, Maret 2018
Stock tidak tersedia
Berasal dari keluarga abangan, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo menjadi pemimpin pemberontakan Darul Islam. Meskipun memberontak demi cita-cita negara Islam, perjuangannya ikut mewarnai sejarah pembentukan Republik yang masih berusia muda. Lebih dari lima puluh tahun sesudah kematiannya, pemikiran dan cita-cita mendirikan negara Islam masih bergelora di kalangan sebagian umat Islam negeri ini—baik dengan jalan damai maupun kekerasan. Pengusung cita-cita negara Islam itu boleh saja ...
63.
Soft Cover, Agustus 2017
Stock tidak tersedia
Suatu kali, bersama Jusupadi Danuhadiningrat, pemuda asal Yogyakarta, dan Adnan Kapau Gani, pemuda Minangkabau penyuka makanan Palembang, Muhammad Yamin berkelakar tentang persatuan “menu” Nusantara. “Kalau situ dahar gudeg ame nasi, jangan lupa plus ama pempek¬nya,” ucap Adnan. Yamin lalu nyeletuk, “Dan bagus¬an lagi, tambah rendang.” Sebagai penggerak Kongres Pemuda I, 2 Mei 1926, Muhammad Yamin menyadari bahasa Indonesia sebagai salah satu wujud persatuan. Sementara dalam ...
64.
Soft Cover, Mei 2017
Stock tidak tersedia
Rangkaian peristiwa sepanjang 1965-1966—pembubaran PKI dan pergantian presiden—melambungkan nama Sarwo Edhie Wibowo, sekaligus menjadi titik balik perjalanan hidupnya. Sebagai Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat, Sarwo Edhie berperan membumihanguskan Partai Komunis Indonesia pascatragedi 30 September 1965. Lantas karena dinilai terlalu keras menyudutkan barisan pendukung Sukarno, dia disingkirkan ke Medan, Sumatera Utara, kemudian Papua. Jabatan terakhirnya “hanya” Gubernur ...
65.
Soft Cover, Februari 2017
Stock tidak tersedia
"Ia orang pertama yang menulis konsep Republik Indonesia. Muhammad Yamin menjulukinya ""Bapak Republik Indonesia"". Sukarno menye but nya ""seorang yang mahir dalam revolusi"". Tapi hidupnya berakhir tragis di ujung senapan tentara republik yang didirikannya. Tan melukis revolusi Indonesia dengan ber gelora. Sukarno pernah menulis testamen politik yang berisi wasiat penyerahan kekuasaan kepada empat nama—salah satunya Tan Malaka—apabila Bung Karno dan Bung Hatta mati atau ditangkap. ...
66.
Soft Cover, Agustus 2017
Stock tidak tersedia
Menentang feodalisme, Haji Oemar Said Tjokroaminoto punya andil menempa para tokoh pergerakan nasional. Pemerintah Belanda menjulukinya “Raja Tanpa Mahkota”, sementara rakyat jelata menganggapnya “Ratu Adil”. Di tangan Tjokro, Sarekat Islam berubah dari organisasi saudagar batik pribumi menjadi gerakan politik yang besar dan kuat. Pelajaran membaca ayat Al-Quran yang disarikan dari pengalamannya bertemu dengan Nabi dalam sebuah mimpi telah membentuk asas dan perjuangan Partai Sarekat ...
67.
Soft Cover, Mei 2017
Stock tidak tersedia
Lelaki cadel ini tak pernah bisa melafalkan huruf “r” dengan sempurna. Ia “cacat” wicara, tapi dianggap berbahaya. Rambutnya lusuh. Pakaiannya kumal. Ia bukan burung merak yang mempesona. Wiji Thukul mungkin bukan penyair paling cemerlang yang pernah kita miliki. Namun, bila ia membaca puisi di tengah buruh dan mahasiswa, aparat memberinya cap sebagai agitator, penghasut. Kegiatannya mendidik anak-anak dan membuat selebaran, poster, stensilan, dan buletin propaganda dianggap ...
68.
Soft Cover, Agustus 2017
Stock tidak tersedia
“Jika Saudara hendak menang perkara, jangan pilih saya sebagai pengacara Anda, karena kita pasti akan kalah. Tapi, jika Saudara cukup dan puas mengemukakan kebenaran Saudara, saya mau menjadi pembela Saudara.” Itulah prinsip sang bahadur, Yap Thiam Hien. Bukan sebuah kebetulan. Bergelar Meester in de Rechten dari Universitas Leiden, sesungguhnya Yap tak kurang suatu apa untuk menjadi kaya raya dan sejahtera. Namun, ketika kantor pengacara lain mengenakan tarif Rp40 juta per klien, biaya ...
69.
Seri TEMPO Chairil Anwar 2022 oleh Redaksi Tempo
Soft Cover, Juni 2022 Rp. 75.000 Rp. 60.000 (20% OFF)
Stock di Gudang Supplier
Chairil Anwar bukanlah sastrawan yang hanya merenung di balik meja lalu menulis puisi. Sajak "Diponegoro" yang petilannya menerakan kata-kata "Maju Serbu Serang Terjang", misalnya, ia tuliskan untuk menggelorakan kembali semangat juang. Melalui sajak ini, ia mengungkap sosok Diponegoro yang kuat dan liat menghadapi Belanda. Chairil tegas melawan kolonialisme. Sebuah kutipan populer yang menandakan semangat itu terambil dari puisi tersebut: sekali berarti, sudah itu mati. Sesudah kemerdekaan, ...
70.
Seri TEMPO Hatta 2022 oleh Redaksi Tempo
Soft Cover, Maret 2022 Rp. 75.000 Rp. 60.000 (20% OFF)
Stock di Gudang Supplier
"Jika masih hidup, dan diminta melukiskan situasi sekarang, Mohammad Hatta hanya perlu mencetak ulang tulisannya yang terbit pada 1962: “Pembangunan tak berjalan sebagaimana semestinya.... Perkembangan demokrasi pun telantar karena percekcokan politik senantiasa. Pelaksanaan otonomi daerah terlalu lamban sehingga memicu pergolakan daerah.” Demokrasi dapat berjalan baik, menurut Hatta, jika ada rasa tanggung jawab dan toleransi di kalangan pemimpin politik. Sebaliknya, kata dia, ...
71.
Seri TEMPO Kartini 2022 oleh Redaksi Tempo
Soft Cover, Juni 2022 Rp. 75.000 Rp. 60.000 (20% OFF)
Stock di Gudang Supplier
Kartini adalah kontradiksi: ia cerdas sekaligus lemah hati. Ia menyerap ide masyarakat Barat tapi tak takluk pada adat. Ia feminis yang dicurigai. Ia dianggap terkooptasi oleh ide-ide kolonial. Tapi satu yang tak bisa dilupakan: ia inspirasi bagi gerakan nasionalisme di Tanah Air. Kartini menyuarakan perubahan. Ia membawa perjuangan perempuan pada fase yang baru, tidak sekadar menuntut pengakuan tapi juga mengeklaim keberadaannya dalam kehidupan bangsa. Hidup Kartini begitu singkat, 25 tahun, ...
72.
Soft Cover, Maret 2023 Rp. 100.000 Rp. 80.000 (20% OFF)
Stock di Gudang Supplier
Tiga dekade lebih bukanlah waktu singkat bagi seorang presiden memimpin sebuah negara. Itulah yang dialami oleh Soeharto, presiden ke-2 Republik Indonesia. Soeharto berada di puncak kepemimpinan selama 32 tahun, yakni sejak 1966 hingga 1998. Pada periode itu, ada semacam kontradiksi yang mencuat ke permukaan. Aura kejawen pun melekati setiap tindak tanduknya dalam memutuskan suatu kebijakan. Orde Baru begitu rezimnya dikenal terbilang sukses dengan program Pembangunan Nasional, tetapi juga ...
73.
Seri TEMPO Sukarno 2022 oleh Redaksi Tempo
Soft Cover, Maret 2022 Rp. 75.000 Rp. 60.000 (20% OFF)
Stock di Gudang Supplier
"Empat puluh tahun sejak Sukarno meninggal, nama serta wajahnya tidak pernah benar-benar lumat terkubur. Kampanye puluhan tahun Orde Baru untuk membenamkannya justru hanya memperkuat kenangan orang akan kebesarannya. Sukarno tak pernah berhenti menjadi ikon revolusi nasional Indonesia yang paling menonjol—mungkin seperti Che Guevara bagi Kuba. Di banyak rumah, foto-fotonya, kendati dalam kertas yang sudah menguning di balik kaca pigura yang buram, tidak pernah diturunkan dari dinding meski ...
74.
Seri TEMPO Tan Malaka 2022 oleh Redaksi Tempo
Soft Cover, Maret 2022
Stock tidak tersedia
"Ia orang pertama yang menulis konsep Republik Indonesia. Mohammad Yamin menjulukinya “Bapak Republik Indonesia”. Sukarno menyebutnya “seorang yang mahir dalam revolusi”. Tapi hidupnya berakhir tragis di ujung senapan tentara republik yang didirikannya. Tan melukis revolusi Indonesia dengan bergelora. Sukarno pernah menulis testamen politik yang berisi wasiat penyerahan kekuasaan kepada empat nama—salah satunya Tan Malaka—apabila Bung Karno dan Bung Hatta mati atau ditangkap. ...
75.
Seri TEMPO Wiji Thukul 2022 oleh Redaksi Tempo
Soft Cover, Maret 2022 Rp. 75.000 Rp. 60.000 (20% OFF)
Stock di Gudang Supplier
"Lelaki cadel itu tak pernah bisa melafalkan huruf “r” dengan sempurna. Ia “cacat” wicara tapi dianggap berbahaya. Rambutnya lusuh. Pakaiannya kumal. Celananya seperti tak mengenal sabun dan setrika. Ia bukan burung merak yang memesona. Namun, bila penyair ini membaca puisi di tengah buruh dan mahasiswa, aparat memberinya cap sebagai agitator, penghasut. Selebaran, poster, stensilan, dan buletin propaganda yang ia bikin tersebar luas di kalangan buruh dan petani. Kegiatannya mendidik ...
76.
Soft Cover, Januari 2020 Rp. 60.000 Rp. 48.000 (20% OFF)
Stock di Gudang Supplier
Republik ini sudah majemuk sejak dalam kandungan. Kemer-dekaan diraih bukan berkat perjuangan satu kelompok, melainkan banyak pihak dengan beragam latar belakang--etnis, agama, kelas sosial, hingga afiliasi politik. Maka mengklaim Republik untuk golongan sendiri berarti mengingkari fitrah Indonesia. Aktivis Cina dr Awal Republik mengangkat peran etnis Tionghoa dalam kemerdekaan Indonesia. Mereka adalah Liem Koen Hian, Yap Tjwan Bing, dan Djiauw Kie Siong. Liem, 1 dart 63 anggota BPUPKI, adalah ...
77.
Dia konsisten mengamalkan amanat Kongres Pemuda II Oktober 1928 yang menahbiskan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan. Ketika Belanda berusaha mengubur bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, dia tetap berjuang mempopulerkan bahasa itu di masyarakat. Bermacam puisi, prosa, dan sajak lantas dia anggit dalam bahasa Indonesia. Dialah Amir Hamzah, raja penyair Pujangga Baru. Sajak-sajak Amir Hamzah, yang antara lain terhimpun dalam Nyanyi Sunyi dan Buah Rindu, menorehkan gaya baru pada bahasa ...
78.
Seri Tempo: Douwes Dekker oleh Tim Tempo
Soft Cover, Desember 2012
Stock tidak tersedia
Di dalam tubuhnya mengalir darah Belanda, Prancis, Jerman, dan Jawa, tapi semangatnya lebih menggelora ketimbang penduduk bumiputra. Pemerintah kolonial Belanda menerakan cap berbahaya.   Ia, Ernest François Eugène Douwes Dekker, bersama Tjipto Mangoenkoesoemo dan Ki Hadjar Dewantara, adalah "Tiga Serangkai", orang- orang pertama yang mendirikan partai politik di Indonesia: Indische Partij. Sebagai penggerak revolusi, gagasan Ernest melampaui ...
79.
Seri Tempo: Gie oleh Tempo
Soft Cover, Desember 2016
Stock tidak tersedia
Soe Hok-gie adalah seorang pemikir yang kritis, idealis, dan pemberontak. Catatan hariannya-yang dibukukan dalam Catatan Seorang Demonstran (1983)-merangkum semangat perlawanan yang tumbuh sejak ia duduk si bangku SMP. Gie pernah mendebat guru bahasa Indonesia lanatarn berbeda soal pengarang prosa “Pulanglah Dia si Anak Hilang”. Lalu semasa SMA, ia memprotes kebijakan sekolahnya yang hilang menampung siswa orangtu dari kalangan pejabat. Gie sangat dikenang berkat tulisan-tulisannya. ...
80.
Soft Cover, April 2018
Stock tidak tersedia
kisah Hamengku Buwono IX adalah satu dari delapan cerita lain tentang Bapak Bangsa: Sukarno, Hatta, Tan malaka, Sutan Sjahrir, Tjokroaminoto, Douwes Dekker, agus Salim, dan muhammad Yamin. Diangkat dari edisi khusus majalah Berita mingguan Tempo, serial buku ini mereportase ulang kehidupan para pendiri republik. mulai dari pergolakan pemikiran, petualangan, ketakutan, hingga kisah cinta dan cerita kamar tidur mereka. ...