Sikap konsisten dalam memperjuangkan demokrasi diperlihatkan Cak Nur antara lain lewat keberpihakannya pada partai politik—bukan kepada Golkar—pada Pemilu 1971, ikut berkampanye untuk PPP dalam Pemilu 1977, lontaran pendapat tentang pentingnya partai oposisi pada 1994, dan keterlibatannya dalam Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) pada 1996.
Banyak yang telah mafhum soal empat strategi integrasi Cak Nur, yang meliputi integrasi Islam dan kemanusiaan, integrasi Islam dan modernitas, integrasi Islam dan politik, serta integrasi Islam dan keindonesiaan. Juga banyak yang sudah tahu tentang tiga pemikiran besar Cak Nur : Tawhid, pluralisme, dan Indonesia sebagai negara bangsa modern (modern nation state). Namun, baru Muhamad Wahyu Nafis yang dapat menjelaskan pokok-pokok pemikiran Cak Nur ini, yang membuatnya jadi terang-benderang.
Inilah buku yang mengurai secara komprehensif sekaligus menyarikan pemikiran-pemikiran Cak Nur sebagai seorang demokrat sejati, tokoh yang bercita-cita menciptakan Indonesia sebagai negara bangsa modern, yang membuatnya lebih dari pantas disebut sebagai Sang Guru Bangsa.