Novel ini mengisahkan seorang pemuda bernama Tanios, yang di-desas-desuskan sebagai anak dari Lamia, istri Kepala Rumah Tangga yang cantik jelita, dengan Cheik, penguasa desa itu. Walaupun sang Cheik telah bersumpah, namun nasi sudah menjadi bubur, gunjingan tak reda. Puncaknya terjadi ketika sang ayah dan Tanios lari dari kejaran Cheik karena telah membunuh pemimpin sebuah gereja, demi membela anaknya dan kehormatan dirinya sendiri.
Kisah yang berlatar belakang tahun 1830-an ini menghanyutkan kita sekaligus membuat kita terpana betapa nasib seseorang ditentukan oleh tangan-tangan yang tidak tampak dan kekuatan yang lebih besar. Tahun 1999 buku ini mendapat hadiah dari Yayasan Buku Utama sebagai Karya Terjemahan Terbaik.