Meski belakangan lebih dikenal sebagai peneliti sejarah Peranakan Tionghoa, Myra Sidharta sesungguhnya juga seorang pengamat sosial-budaya yang jeli. Karenanya, perempuan psikolog dan sinolog ini juga bisa disebut sebagai seorang antropolog.
Beberapa bahan informasi dari Moy pernah saya rangkum menjadi tulisan dalam rubrik “Jalansutra” di Kompas Cyber Media (sekarang Kompas.com) berjudul “Sentuhan Tionghoa dalam Masakan Indonesia”. Moy selalu berusaha keras menghadirkan berbagai masakan khas. Dan yang terpenting, ia selalu juga bercerita tentang keunikan makanan-makanan yang disajikannya. ~ (Bondan Winarno, ahli kuliner)
Buku ini menunjukkan kelebihan Myra: sebagai pengamat masyarakat yang jeli (dirinya adalah psikolog perempuan pertama Indonesia!). Dengan bahasanya yang mengalir, jenaka, dan kadang nakal, ia mengisahkan tentang mereka yang “datang” versus yang “pergi”: personal computer/mesin ketik; stylist yang jago gosip/kebebasan pers; sampai kerepotan hidup di abad ke-21 tanpa mobile phone. ~ Didi Kwartanada, sejarawan, Yayasan Nabil